Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PETUAH JANGAN PERNAH ANGKUH DAN SOMBONG

PETUAH JANGAN PERNAH ANGKUH DAN SOMBONG


Gelap meraja.  Bulan enggan bertemu.  Awan pekat berziarah di angkasa.  Jika tanda kehidupan adalah cahaya, maka malam itu tak ada kehidupan .. ..




      Gelap pekat yang hitam.  Suara jangkrik terbungkam, gemericik air kali di belakang rumahnya terdengar mistik ....

Di kali atau di sungai itulah, seorang kakek bersama cucunya melakukan ritual.  Si kakek mengelus-elus sebilah badik leluhur yang telah di wariskan turun temurun.  Bibirnya seperti orang mengunyah permen karet.  Komat kamit seakan membaca mantra.  Si kakek merendam badik tersebut pada sebuah baskom, lalu perlahan memandikan cucunya dengan air tersebut.  Si cucu menggigil kedinginan .. ..


      Proses memandikan tengah malam itu berlansun tidak lama.  Hanya tujuh kali siraman, tampa sabun dan gosok gigi ....
Kakek itupun berpesan pada cucunya .. ..
       "Sekarang kau telah kebal dari segala senjata nak dengan izin tuhan.  Namun jangan salah gunakan kekebalanmu, buatlah kebaikan karena hanya kebaikan yang menyelamatkan kita..."

     Cucunya pun tersenyum sambil menatap kakeknya sambil berkata .. ..
     "Iyeee (Iyaaa)...  Kek, saya akan ingat petunjuk kakek hingga maut memelukku...."





         Kejadian tiga puluh tujuh tahun yang lampau itu masih dia ingat.  Ucapan kakeknya terbukti, ia kebal dari segala jenis senjata tajam.
semasa kuliah dulu, ia tak pernah absen ikut tawuran sesama mahasiswa, baik antara satu jurusan, fakultas, bahkan antar daerah.  Ia selalu tampil di depan dengan rasa bangga, atas nama solidaritas dan siri, ia rela berperan melawan seperjuangannya sesama mahasiswa ....
       Bukan hanya tawuran sesama mahasiswa, aparat kepolisian pun ia ladeni.  Beberapa kali ia kena busur dan parang dari lawannya, tapi hasilnya hanya bajunya saja yang robek, tak secuil pun kulitnya terluka.  Peluru aparat pun juga mental di tubuhnya, ia jadi lawan yang di takuti .. ..


     Karena keberaniannya semasa kuliah itulah ia banyak berkenalan atau tepatnya dia ajak kenalan oleh orang-orang yang menganggap dirinya penting semua, kelompok preman tunduk pada dirinya dan melakukan semua perintahnya.
     Karena tak ada yang berani macam-macam kepadanya.  Hingga suatu hari, salah satu partai politik meminangnya jadi anggota dan diusung jadi anggota serta diusung jadi calon pemimpin.  Dengan senang hati dia menerima pinangan itu .. ..


       Pikirannya hanya melalui kendaraan yang bernama politiklah dia bisa malaju kencang menuju tangga kekuasaan dan menunaikan petuah kakeknya agar berbuat kebaikan.
     Petuah kakeknya akan dijadikan modal untuk mendulang suara.  Cukup dihubungi para petinggi pereman tiap lorong desa dan kota.
Maka mimpinya bisa terwujud.  Cara yang akan dia lakukan sederhana.  Hanya menyuruh para pereman berbuat onar dan meresahkan masyarakat lalu dia datang sebagai pahlawan, menjamin jika dia terpilih kekacauan dan keresahan warga akan teratasi.  Warga akan hidup damai dan sejahtera.. ..




       Tiap bulan dia, istri dan kedua anaknya akan mengunjungi makam kakeknya.  Memohon restu dan terima kasih telah diberi ilmu kebal.  Ilmu yang mengantarnya jadi orang disegani dan dipandang sebagai manusia ....
Berkat ilmu kebal itu pula lah mengantarnya pada pantai cinta yang menggetarkan.  Semasa kuliah dulu, 'FRISKAWATI' mengagumi keberaniannya saat kampusnya digempur aparat keamanan.  FRISKA terdesak diantara kerumunan mahasiswa yang lari menyelamatkan diri karena polisi menyerang ke kampus.
     Saat itu, FRISKA nyaris pingsan karena takut, tak ada yang berani menolongnya.  Suara tembakan aparat bersahutan, pada saat yang keritis itulah, 'SUNARWAN' menolongnya.

Ia pun berteriak kepada teman-temannya .. ..
      "Tolong jagain dia, saya akan menghalau aparat sialan itu agar tidak sampai ke tempat ini"

     Lalu keluarlah seorang diri dengan sebilah badik di tangannya.  Ia menantang polisi, tak ada polisi yang berani mendekat, karena tahu sepak terjang sunarwan seperti apa ....


        Kini 'FRISKA' telah jadi istrinya.  Cinta tak mengenal waktu dimana ia akan menemukan kita untuk di hinggapi dan dalam keadaan apa.  Cinta datang dengan kejutan yang misteri lengkap dengan segala keindahan dan kebrutalannya ....





      Seperti rencananya.  Dia kumpulkan semua petinggi preman, dan berkata kepada mereka .. ..
     "Tugas kalian adalah membuat onar di tempat kalian masing-masing, jangan keluar area, masing-masing diwilayah kekuasaanya saja.  Setelah masyarakat resah dan mengeluh saya akan datang dan berjanji untuk memberikan kedamaian jika memilihku"
       "Imbalannya apa buat kami....???"
Tanya salah seorang petinggi preman yang bertubuh gelap dan gempal .. ..
SUNARWAN pun menjawab ...
      "Imbalannya, hidup kalian akan terjamin, dapat pekerjaan"

      Semua yang hadir berjanji setia untuk menunaikan yang diperintahkan.  Berbungkus-bungkus rokok dan minuman keras ludes pada pertemuan tersebut.
Telah hadir sosok yang akan menciptakan kedamaian di tengah masyarakat, 'SUNARWAN BIN MAHAMUDDIN .. .. ..
      Selogan di usungnya terkesan kampungan tapi mampu merai simpati masyarakat yang telah diteror para preman suruhannya ....


     Dia disambut antusias tiap datang.  Dia sengaja tak memakai gelar akademik yang diraihnya dengan cara kongkalikong dengan para dosen dan pihak universitas .. ..




       Hasil pemilihan bisa di tebak.  Dia tak mendapat kendala, dia melaju dengan mulus ....
Kata-kata kakeknya terbukti, dia memang kebal dan tak muda dikalahkan dalam pertarungan.  Setelah terpilih, dia kemudian kemakam kakeknya lagi, mengirimkan do'a dan ucapan terima kasih .. ..
     Dia tabur bunga dan uang seribuan dimakam tersebut.


 
       Tiap bulan para petinggi preman yang membantunya meminta imbalan.
Dia kewalahan, gajinya tak mungkin cukup.  Biaya kuliah anaknya di universitas terkemuka dengan jurusan bergengsi kedokteran dan seorang anaknya di SMA favorit saja tak cukup, belum lagi biaya hidup sehari-hari dan lain-lainnya ....

      "Bagaimana Buu...  Kalau begini terus kita tak bisa hidup tenang."
      Curhatannya kepada istrinya .. ..
"Keluarkan saja perintah pak, agar para preman di berantas."
       Saran istrinya terhadapnya,,,
Ia pun tersenyum mendapat ide cemerlan dari istrinya sebab jika ia tidak melakukannya, uang negara yang di selewengkan bisa jadi kian bertambah.



     Maka mulailah orang-orang yang membantunya meraih mimpinya tersebut di berantas, agar uang negara tak terungkit kemana perginya dan tak ada lagi yang menagih tiap bulan ....



Namun pada akhirnya perbuatannya ketahuan, dia beberapa kali di sidang dengan dakwaan korupsi dan pembantaian.  Tapi SUNARWAN BIN MAHAMUDDIN meman kebal.

     Sekarang bukan kebal dengan hanya senjata tajam, tapi juga telah kebal dari hukum.




Kini SUNARWAN sudah berbeda dari sebelumnya ia tak pernah peduli lagi petuah kakeknya dan mengabaikannya, ia sangat sadis tampa pandang bulu dia menjadi keras dan sadis serta ganas.  Keluarganya pun kini bercerai-berai tidak dermawan lagi dan sudah hilang akal sehatnya, ia cuman bisa menyakiti seseorang yang tak menuruti perintahnya .....





      Hingga suatu hari ada seseorang yang masih menyimpan dendam terhadapnya.  Dia pun di jebak agar bisa di ajak berduel di tempat yang sepih dengan seseorang yang tau akan kelemahannya, agar ilmu kebalnya tak berguna lagi.


Rencana pun dijalankan ia diajak untuk bekerja sama untuk menagih utang kepada seseorang di lain daerah dan ia di janjikan sebidang tanah satu hektar jika orang tersebut melunasi utangnya.
     Tanpa pikir panjang SUNARWAN pun mau dan akan segerah ikut untuk menemui orang tersebut.


      Dia pun diajak kedaerah dimana baru pertama kali dia kunjungi, dimana ada seseorang yang sedang menunggu kehadirannya yang tau kelemahannya agar ilmu kebalnya hilang.
      SUNARWAN tak menaruh curiga sedikitpun, bahkan dia menikmati perjalannya dimana pertama kali melihat kota tersebut, didalam mobil dia sangat memperhatikan pemandangan yang di lewatinya dimana gunung-gunung yang asri terlihat jelas di pinggir jalan dan pemandangan persawahan nan hijau, ia pun menghirup udara yang sejuk dengan tarikan nafas dalam-dalam dia sangat menikmati suasana yang sejuk dan asri itu dimana jauh beda dengan suasana perkotaan yang padat dan ramai, ia merasa ketenangan disanah.


     Hingga tanpa terasa mereka sampai di penginapan dan langsung turun dari mobil untuk istirahat melepas rasa letih duduk berjam-jam dalam mobil.

     Namun dilain tempat, rencana yang sudah dipersiapkan untuknya, telah di atur kembali agar tidak ada kendala dan berhasil.
     "Bagaimana rencana besok RUSLI, jadikan di tempat itu yang kita rencanakan dan aman kan....???"
    "Tenang saja AMRI, sesuai rencana semuanya sudah siap dan tempat itu aman jauh dari pemukiman dan jarang di lewati warga."
      "Baguslah jika begitu, sebenarnya saya merasa agak sedikit takut, takutnya dia curiga dengan rencana kita, tapi untungnya dia tidak banyak bertanya"
     "Lalu baimana dengannya, apakah dia tidak bertanya kamu mau kemana....???"
      "Tenang saja, saya tadi bilangnya mau keluar membeli rokok dan mencari makanan, dia pun tidak bertanya lagi lalu dia pun santai duduk sambil nonton Tv"
       "Sukurlah AMRI jika begitu, segeralah pulang sana.  Ini uang jangan lupa beli rokok dan makanan, biar dia tidak curiga"
      "Baiklah aku pulang dulu, besok jam sepuluh kita sudah ada di tempat itu"
      "Baikla hati-hati dijalan dan ingat jagan sampai SUNARWAN curiga"
      "Baiklah, siap...  Aku pulang dulu."
Perbincangan itupun berahir dan kembali ketempat masing-masing.




Dengan bergulirnya waktu tak terasa pagi pun mulai menampakkan cuaca terik matahari namun suasana tetap sejuk dengan asrinya pepohonan yang rimbun, beda dengan suasana kota.
     Tak terasa waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, mereka pun berangkat ketempat tujuan yang sudah di rencanakan.


Di tengah perjalanan SUNARWAN pun sadar ia lupa membawa dompetnya, diapun berkata pada AMRI agar memutar balik mobil agar kembali kepenginapan untuk mengambil dompetnya.
       AMRI pun berkata.. ..
     "Tidak usa, kita kan cuman sebentar, ini sudah tengah perjalanan lagipula itu aman tidak bakalan ada yang ambil"
      "Baiklah lanjut saja jika begitu"
SUNARWAN pun kembali duduk tenang dengan memerhatikan pemandangan yang di lewatinya.


     Namun dilain sisi AMRI tersenyum sinis, karena meman dia sengaja mengambil dompet SUNARWAN dari dalam tas selempangnya.  Agar tidak ada jejek bukti nantinya yang tertinggal ....




Tak terasa mereka pun sampai di tempat tujuan, mereka pun langsung turung dari mobil dan berjalan melewati pematang sawah.
SUNARWAN bertanya .. ..
      "Masi jauh yaa... AMRI....???"
"Tidak sebentar lagi, itu sudah terlihat di ujung situ"


Pas sesampainya, di tempat yang dituju perkebunan yang rimbun banyak pohon kelapa & dan pohon bambu, munculah dua sosok yang satunya ia ketahui 'RUSLI' musuh bebuyutannya dulu, cuman dia yang selamat dari pembantaian sadis SUNARWAN dulu, dia lari menyelamatkan diri.  Namun sampai sekaran dia tak pernah lupa keberutalan dan kesadisan SUNARWAN terhadapnya dan teman-temannya.
      Tapi salah satu orang yang dilihatnya sama sekali tak dia kenali ....


      Dengan rasa amarah, SUNARWAN pun berteriak dengan keras dan lantang sambil berkata .. ..
      "Kalian berdua kurang ajar, kalian menjebak saya ternyata, Bangsat kalian (kurang ajar kalian)"

RUSLI dan AMRI tertawa dan berkata .. ..
     "Kami sangat dendam terhadapmu, kesadisanmu harus segera di hentikan"

SUNARWAN membalas ucapan mereka dengan kepalan tangan .. ..
     "Baiklah saya ladeni kalian"



Namun SUNARWAN tak tau jika laki-laki setengah tua yang ia tidak kenal sama sekali punya ilmu juga dan tau cara untuk menghilangkan kekebalan yang dia miliki.
       SUNARWAN kemudian maju empat langkah sambil memasang kuda-kudanya, bersiap untuk bertarung sambil memegan badiknya dan mengepalkan tangan kirinya .. ..
     "Maju kalian ..."

Namun yang maju hanya orang yang tidak di kenalinya, yang bersip pula dengan sebilah badik di tangannya.

SUNARWAN pun berteriak .. ..
      "Haay,,, kamu tidak usa ikut campur dengan urusanku, saya hanya berurusan dengan mereka berdua, jadi minggirlah" 

       "Urusan mereka adalah urusanku juga, majulah saya menantangmu"
Dengan tenang dan suara keras laki-laki bertubuh kekar namun sedikit tua itu dengan tegas menantang  SUNARWAN ....

RUSLI dan AMRI tersenyum sinis kepada SUNARWAN .. ..




Dengan rasa amarah SUNARWAN pun berkata .. ..
      "Aku ladeni kalian semua majulah"

Dengan penuh percaya diri SUNARWAN kemudian maju pertarungan mereka pun sengit saling menangkis dan menghindar dari serangan-serangan yang dilancarkan di antara mereka, pertarungan masih sama belum ada yang terluka.  Namun SUNARWAN tak tau kalau yang dilawannya sekaran punya ilmu kebal juga tapi tau cara mengalahkan dan kelemahan dari orang yang memiliki ilmu kebal.




     Setelah pertarungan itu berlansung selama hampir satu jam lamanya, SUNARWAN pun baru tersadar kalau laki-laki itu juga memiliki ilmu kebal juga sama seperti dirinya.
     Dengan suara ngos-ngosan dia pun berkata .. ..
"Hebat juga ilmu kamu, ternyata kamu kebal juga"

     Laki-laki itu pun dengan suara terbata-bata karena kecapean menangkis serangan lawannya, ia berkata .. ..
      "Hebat juga seranganmu, andaikan saya tidak punya ilmu kebal sepertimu manah mau aku melawangmu"

Mereka pun kembali bertarung, serangan demi serangan, laki-laki yang dilawannya mulai terluka namun hanya tergores saja begitupun dengan SUNARWAN bajunya mulai robek dan tangannya pun tergores dan mengeluarkan darah namun mereka tak ada yang merasakan sakit sedikit pun.



    Tak terasa waktu berlalu, hampir dua jam mereka saling beradu.  Rasa kelelahan dan keletihan diantara mereka mulai terlihat dengan keringat bercucuran dan ngos-ngosan yang mereka alami namun belum ada yang menyerah, mereka tetap saja menyerang dan saling menangkis satu sama lain ....

Namun tak lama kemudian laki-laki itu, mengeluarkan sesuatu dari saku celananya sambil di genggam bersamaan dengan badik di tangannya, tapi SUNARWAN tak memperhatikannya .. ..

    Tak lama kemudian SUNARWAN lengah, dengan begitu cepatnya badik dari lawannya menancap di perut seblah kirinya.
     Dia pun tersentak kaget, darahnya mulai mengalir deras bercucuran, sambil ia mengerang kesakitan dan memegangi perutnya yang terus mengeluarkan darah, ia tetap menantang sambil berkata .. ..
      "Maju kamu bangsat (kurang ajar)" 

Dengan rasa amarah laki- laki itupun kembali maju dan tanpa basa basi lagi ia kembali mengarahkan badiknya ke perut tengah lawannya, lalu dengan cepat dicabutnya kemudian di tusukkan kembali ke perut seblah kanan, lalu kemudian dengan tenaga di hantamkan lagi ke dada SUNARWAN ....



     Akhirnya SUNARWAN kemudian amruk jatuh tersungkur dibawa tanah dengan berusaha sekuat tenaga dia berusaha merai badik yang sedari tadi jatuh terlempar dari tangannya, dengan menahan rasa sakit dia tetap berusaha untuk bangkit namun tubuhnya sudah gemetar dan banyak mengeluarkan darah, dengan terbata-bata dia pun berkata .. ..
     "Saa...  ya bee...  lum mati, perta...  rungan kita bee...  lum selesai"


Dengan cepat AMRI dan RUSLI menghampirinya sambil tertawa dan berkata .. ..
     "Tidak usa sombong kamu, buktinya kamu sekaran sudah kalah, untuk bangun aja  kamu sudah tidak sanggup.  Begitulah rasa sakit orang-orang yang pernah kamu bantai, sudah bisa merasakan bagaimana sakitnya terluka dan bagaimana rasanya kehabisan darah, begitulah yang mereka rasakan sama sepertimu sekaran meninggallah dengan tenang agar tuntutan orang-orang yang kamu sudah bunuh menuntut balas di akhirat padamu"

Dengan tubuh gemetar SUNARWAN mengacungkan tangan kirinya sambil perlahan berkata .. ..
     "Baa...  ngsat (kurang ajar) kaling penge...  cut semuaaa...  nya"
Tak lama kemudian tubuhnya mulai melemah dan pandangannya mulai kabur, tak lama kemudian dia pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan ditandai dia tidak bergerak lagi .....




Mereka bertiga pun dengan rasa bangga dan puas bergegas meninggalkan tempat perkara, RUSLI tidak lupa menyiram dulu jejak kaki mereka dengan air yang sudah di persiapkan sebelumnya untuk menghilankan jejak.


      Dengan cepat mereka lari ke mobil dan buru-buru pergi meninggalkan jasad SUNARWAN yang tersungkur dan bersimbah darah .. ..





         Tak terasa waktu berlalu sudah 19 hari kematian  SUNARWAN dan jasadnya belum ada yang menemukannya, sedangkan di kota tempatnya berasal tak satupun yang mencarinya karena dengan tidak ada dirinya kota itupun aman dan tentram tak ada keributan dan kekacauan begitupun dengan keluarganya tak satupun yang mencari keberadaannya sebab keluarganya sudah lama bercerai-berai dan tidak akur lagi sejak dulu.



       Dilain tempat setah dua puluh satu hari berlalu seseorang menemukan jasad SUNARWAN yang sudah membusuk dan darah mengering begitu banyaknya, dia ke kebunnya untuk memanjat kelapa namun dia kaget melihat jasad yang tersungkur.
       Dengan berlari tunggang langgang, dengan cepat rasa ngos-ngosan lari ke rumah PAK KEPALA DESA. Dengan terbata-bata dia mengucapkan salam di depan pagar rumah pak kepala desa .. ..
        "Aaa.... Ssalamu Alaikum paak"

Ibu kepala desa pun keluar dari pintu sambil membalas salam .. ..
      "Wa'alaikumsalam... Ada apa pak"

     "Ada pak RAHMAT buk, saya mau melaporkan sesuatu yang penting padanya"

     "Ada pak, silahkan masuk dan silahkan duduk saya panggilkan"

     Tidak lama kemudian pak kepala desa pun keluar sambil membetulkan peci di kepalanya, sambil berkata .. ..
      "Ada apa pak RAMANG....???"
   "Begini pak, saya mau melaporkan kalau ada jasad yang sudah membusuk di kebunku"
      Dengan terkejut pak kepala desa berkata .. ..
     "Apaaa.... Pak mayat, siapa orangnya....???"
    "Saya tidak tau pak, saya lansung lari saja kemari waktu melihatnya dan sudah membusuk pak"
        "Tunggu saya ambil hendpone dulu pak lalu kita laporkan ke pihak berwajib"
      "Baiklah pak RAHMAT"




Tidak lama kemudian POLISI datang ke rumah pak kepala desa, para warga pun kaget dan bertanya-tanya ... "Ada apa ....???"
     Merekapun bergegas berkumpul di depan rumah pak kepala desa, sambil bertanya antar sesama warga ...
      "Ada apa....???"
    "Kami juga tidak tau, kenapa ada polisi"

Tidak lama setelah itu 'pak RAMANG, pak RAHMAT dan para pak POLISI' bergegas menuju TKP ( Tempat Kejadian Perkara ) dimana mayat tersebut berada.



    Warga pun masih bertanya-tanya dan kebingungan apa yang sebenarnya terjadi.
     Ibu kepala desa pun keluar karena melihat warga berkerumunan dijalan depan rumahnya.
Para warga pun bersahutan bertanya, baik ibu-ibu maupun para bapak-bapak.  Mereka sama-sama penasaran apa gerangan yang terjadi .. ..
       "Ada apa, Buu....??? ... Kenapa ada Polisi....???"
      "Itu,,, katanya ada mayat laki-laki yang sudah membusuk di kebunnya pak RAMANG"
Dengan rasa kaget, para warga kompak berkata .. ..
      "INNALILAHI WA INNA'ILAIHI ROJIUN  ... Mayat,,, mayatnya siapa buu....???"
      "Tak tau juga, kayanya bukan dari desa kita"
   "Ia juga, andaikan warga kita, ada yang melapor kalau ada keluarganya yang hilang.  Mungkin dari desa seberang"

      "Saya mau kesana melihatnya lansung, penasaran saya ..."
Kata salah satu warga, namun ada yang lain pun penasaran dan mau ikut juga ....
       "Saya juga ikut, penasaran saya ... Kami juga mau ikut dari pada penasaran"
      "Ayooo... Kalau begitu kita berangkat kesana sama-sama"
Mereka pun pergi dengan beramai-ramai kesana, para ibu-ibu pun tak mau ketinggalan namun ada juga yang tidak pergi, menunggu kabar saja dari suami mereka dan yang lainnya ....



        Tak lama kemudian mereka sampai di tempat namun tidak bisa mendekat,  jalan hanya satu di pematang sawah karena di sawah padi-padi mulai tumbuh tak ada yang bisa dilalui.  Mereka hanya bisa melihatnya di pinggir jalan dan di kejauhan ....


      Setelah  pemeriksaan selesai, tak satupun polisi menemukan barang bukti ....
Pak RAHMAT pun berkata .. ..
      "Mungkin pak, pelakunya sengaja tak meninggalkan jejak dan jejak kakinya sudah hilang karena air hujan"
        "Baiklah kalau begitu pak, jenazah kami bawa untuk pemeriksaan lanjut dengan otopsi, karena tidak di temukan juga identitas korban"
     "Baiklah pak, kami tunggu kabar selanjutnya"
     "OoH... Ia pak, kami butuh kesaksian kalian berdua pak, kalau bisa silahkan ikut kami kekantor sekaran pak"
      "Baiklah pak, kami siap"
Pak RAHMAT dan pak RAMANG ikut bersama polisi di mobilnya untuk kekantor polisi melengkapi berkas laporan sebagai saksi.
     Dan polisi pun berkata agar memberikan pengumuman kepada para warga siapa tau ada anggota keluarganya yang hilan agar segerah datang melapor ke kantor polisi, dan polisi juga akan mengumumkannya ke desa-desa lainnya serta akan segera memasukkannya kedalam berita agar identitas jenazah bisa di ketahui dan di makamkan karena keadaan jenazah sudah sangat rusak, Kepala, kaki, tangan serta bagian tubuh lainnya sudah tinggal tulang belulang hanya sebagian daging yang tersisa melekat ditubuhnya .....



     Namun sudah empat hari lamanya tak ada satu pun ada yang melapor kehilangan anggota keluarganya, terpaksa polisi mengambil tindakan agar segera memakamkan jenazah karena tidak selayaknya jenazah disimpan lagi dengan keadaanya .....

       Jenazah itupun di makamkan dengan layak namun papan nisannya tanpa nama ...





       Kini manusia yang dulunya di takuti dengan ilmu kebalnya yang selalu di bangga-banggakan, kini sudah terkubur dalam tanah namun tanpa identitas dan gelar yang disandang, dimana selalu dieluh eluhkan olehnya .. .. ..

***SEKIAN***


~> Satu hal yang mesti di ingat bahwa  "Tak Satupun Ilmu Kekebalan Atau Ilmu Apapun Yang Akan Abadi Di Dunia Ini ... Selain Ilmu Pelajaran Atau Ilmu Pengetahuan Yang Bermanfaat  dan berguna bagi kita .. .. .."  <~


 *"  Writer :  RHARHA PANGKEP-RAODAH TULJANNAH-271  "*

3 comments for "PETUAH JANGAN PERNAH ANGKUH DAN SOMBONG"

  1. Waaah sangat luar biasa ceritanya ditambah pesan yang dan maknanya yang mendalam, tidak bosan membacanya. Terus berkarya

    ReplyDelete
  2. Cerita luar biasa

    ReplyDelete