Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH SEJARAH KEHIDUPAN DAN PERJUANGAN "TUANKU IMAM BONJOL (1772 — 1864)"

KISAH SEJARAH KEHIDUPAN DAN PERJUANGAN "TUANKU IMAM BONJOL (1772 — 1864)"


PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN



"Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 087/TK/Tahun 1973,Tanggal 6 Nopember 1973."



       Peto Syarif yang kemudian lebih dikenal dengan Tuanku Imam Bonjol dilahirkan pada tahun 1772 di Kampung Tanjung Bunga, Kabupaten Pasaman Sumatera Barat. Ia dilahirkan dalam lingkungan agama. Mula-mula ia belajar agama dari ayahnya, Buya Nudin. Kemudian dari beberapa orang ulama lain, seperti Tuanku Koto Tua dan Tuanku Nan Receh. Tuanku Imam Bonjol adalah pendiri negeri Bonjol.
       Pertentangan kaum Adat dengan kaum Paderi atau kaum agama ikut melibatkan Tuanku Imam Bonjol. Kaum Paderi berusaha membersihkan ajaran agama Islam yang telah banyak diselewengkan agar dikembalikan kepada ajaran agama Islam yang murni. Golongan adat yang merasa terancam kedudukannya, mendapat bantuan dari Belanda. Namun gerakan pasukan Imam Bonjol yang cukup tangguh sangat membahayakan kedudukan Belanda, oleh sebab itu Belanda terpaksa mengadakan perjanjian damai dengan Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1824. Perjanjian itu disebut "Perjanjian Masang". Tetapi perjanjian itu dilanggar sendiri oleh Belanda dengan menyerang Negeri Pandai Sikat.



       Pertempuran-pertempuran berikutnya tidak banyak berarti, Karena Belanda harus memusatkan kekuatannya terhadap Perang Diponegoro. Tetapi setelah Perang Diponegoro selesai, maka Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran untuk menaklukkan seluruh Sumatera Barat. Imam Bonjol dan pasukannya tak hendak menyerah dan dengan gigih membendung kekuatan musuh. Namun kekuatan Belanda sangat besar, sehingga satu demi satu daerah Imam Bonjol dapat direbut Belanda. Tak urung Bonjol pun jatuh ke tangan musuh. Tapi tiga bulan kemudian Bonjol dapat direbut kembali. Ini terjadi pada tahun 1832.



       Belanda kembali mengerahkan kekuatan pasukannya yang besar. Tak ketinggalan Gubernur Jenderal Van den Bosch ikut memimpin serangan ke Bonjol. Namun ia gagal. Ia mengajak Imam Bonjol berdamai dengan maklumat "Palakat Panjang", tapi Tuanku Imam curiga. Untuk waktu-waktu selanjutnya, kedudukan Tuanku Imam Bonjol bertambah sulit, namun ia tak sudi untuk berdamai dengan Belanda. Tiga kali Belanda mengganti panglima perangnya untuk merebut Bonjol, sebuah negeri kecil dengan benteng dari tanah liat. Setelah tiga tahun dikepung, barulah Bonjol dapat dikuasai, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1837.



          Akhirnya Tuanku Imam Bonjol terjebak oleh pengkhianatan Belanda dengan berselubung perundingan. Ia dapat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur. Takut akan pengaruh pemimpin Paderi itu di Jawa Barat, ia pun dipindahkan ke Ambon dan kemudian ke Manado. Di sana Tuanku Imam Bonjol wafat tanggal 6 Nopember 1864 dalam usia 92 tahun.





Akhir Kata


Demikianlah kisah sejarah kehidupan dan perjuangan Tuanku Imam Bonjol sudah sepatutnya kita mengenang jasa-jasa beliau demi kemerdekaan Negara Indonesia ini agar bisa terbebas dari penjajah.

Post a Comment for "KISAH SEJARAH KEHIDUPAN DAN PERJUANGAN "TUANKU IMAM BONJOL (1772 — 1864)""