Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH SEJARAH PERJUANGAN "MARTHA KHRISTINA TIAHAHU (± 1800 — 1818)"

KISAH SEJARAH PERJUANGAN "MARTHA KHRISTINA TIAHAHU (± 1800 — 1818)"

PAHLAWAN KEMERDEKAAN NASIONAL



"Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No 012/TK/TAHUN 1969,Tanggal 20 Mei 1969."



          Umurnya masih 17 tahun ketika mengikuti ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu memberontak melawan kekuasaan Belanda. Gadis beliau itu selalu menyandang bedil mendampingi ayahnya, berjuang melawan penjajahan Belanda.


          Martha Khristina Tiahahu dilahirkan kurang lebih tahun 1800 di Nusa Laut, Kepulauan Maluku. Ia anak sulung Kapitan Paulus Tiahahu yang menjadi pimpinan perlawanan di Nusa Laut, pada waktu Martha Khristina berumur 17 tahun, Kapitan Pattimura sedang mengangkat senjata melawan kekuasaan Belanda di Saparua. Perlawanan di Saparua itu terus menjalar ke Nusa Laut dan daerah sekitarnya.


          Pada tanggal 17 Mei 1817 mereka dapat merebut benteng Duurstede, menyusul benteng Beverdijk. Di benteng ini semua tentara Belanda berhasil dibunuh. Dengan mengerahkan kapal Zwaluw, Belanda berusaha merebut benteng Beverdijk. Mereka memperalat dua orang raja Maluku untuk membacakan surat dari Laksamana Muda Buyskes agar para pejuang menyerah. Tetapi pasukan rakyat itu menolaknya.


          Belanda tidak kehilangan akal. Mereka mencari siasat baru dengan memperalat seorang guru bernama Sosalisa. Sosalisa datang memasuki benteng Beverdijk. Dengan mengatasnamakan raja-raja Nusa Laut, ia menyatakan bahwa para raja telah sepakat untuk berdamai dengan Belanda. Tipu muslihat Belanda ini berhasil, sehingga pada 10 Nopember 1817 Belanda dapat memasuki benteng. Kemudian Belanda mengadakan penangkapan-penangkapan. Mereka diperiksa pengadilan, di antaranya Kapitan Paulus Tiahahu dijatuhi hukuman mati. Pada 17 Nopember 1817, Kapitan Paulus Tiahahu menjalani hukumannya.


          Sejak kematian ayahnya itu, Martha Khristina Tiahahu masuk ke dalam hutan. Ia berusaha mengumpulkan pasukan untuk melanjutkan perjuangan. Tetapi sebelum maksudnya dapat terlaksana, Martha Khristina Tiahahu lebih dahulu ditangkap Belanda. Bersama 39 orang lainnya, ia diangkut ke Pulau Jawa sebagai pekerja paksa di perkebunan kopi. Di atas kapal yang mengangkutnya, Martha Khristina Tiahahu bungkam seribu bahasa. Ia menolak untuk makan dan minum. Bahkan menolak pula untuk meminum obat. Sejak itu keadaan badannya menjadi lemah dan ia pun jatuh sakit.


          Pada tanggal 1 menjelang 2 Januari 1818, Martha Khristina Tiahahu menghembuskan napasnya yang terakhir. Jenazahnya dilepas ke dalam pelukan ombak laut di antara Pulau Buru dan Pulau Tiga. Seorang Srikandi berhati baja telah meninggalkan kita.



Sudah sepatutnya jasa-jasa para pahlawan selalu kita kenang dan jangan pernah lupakan perjuangan dan pengorbanan mereka untuk Negara kita ini.


Post a Comment for "KISAH SEJARAH PERJUANGAN "MARTHA KHRISTINA TIAHAHU (± 1800 — 1818)""