PENYAKIT KELAMIN (AIDS ATAU HIV) YANG BERKAITAN DENGAN POLA HIDUP
"Sumber gambar : www.reallygreatsite.com"
Penyakit yang berkaitan dengan pola hidup
Pengertian
Pola hidup boleh dikatakan gaya hidup seseorang yaitu kebiasaan seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang ada hubungannya dengan kesehatan misalnya, kebiasaan makan yang berlebihan dapat mengakibatkan obesitas (kegemukan), atau kebiasaan mengkonsumsi alkohol yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti : Hati, jantung, ginjal dan sebagainya.
Berbagai penyakit karna pola hidup dan upaya pencegahannya
Kebiasaan negatif yang tercermin pada perilaku kurang sehat dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan merugikan seseorang, hal ini boleh dikatakan pola hidup tidak sehat.
Kebiasaan buruk tidak sehat yang dimaksud dapat dibedakan diantaranya seperti di bawah ini :
• Kebiasaan makanan.
• Kebiasaan pada minuman dan rokok.
• Pergaulan bebas.
• Kebiasaan penggunaan obat-obat tertentu.
Perlu di ketahui, obat pada dasarnya adalah racun bila di gunakan maka akan mempunyai efek samping, bila penggunaannya terlalu sering dapat merugikan kesehatan.
Salah satu kebiasaan buruk yang akan aku bahas dibawah ini adalah penyakit yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas (PHS) yaitu penyakit kelamin. Mungkin ini sensitif namun kita harus mesti tau dampak dan bahayanya penyakit ini.
→ PENYAKIT KELAMIN
Pengertiannya
Penyakit kelamin biasa disebut penyakit hubungan seksual atau disingkat PHS. Karena penularannya melalui hubungan seksual secara sembarang (berganti pasangan), bila salah satu pasangan-Nya mengidap penyakit seksual, maka akan berisiko tinggi tertular PHS bagi pasangan yang lain.
Penyakit akibat hubungan seksual secara bebas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karna merusak organ-organ tertentu pada tingkat accut (serius) dan penularannya sangat cepat. Tindakan pencegahan atau penanggulangannya mutlak perlu mengingat bahaya yang diakibatkan maupun penularannya tersebut.
Untuk memahami lebih jauh maka perlu diketahui penyebab, gejala, pencegahan, dan mungkin pengobatan dari berbagai macam penyakit hubungan seksual seperti di bawah ini :
A.) Syphilis
→ Penyebab :
Kuman berbentuk berpilin-pilin yang disebut spirochaeta.
→ Cara penularannya adalah :
• Dapat dengan kontak langsung : misalnya melakukan hubungan kelamin (seksual) dengan penderita.
• Secara tidak langsung atau melalui benda perantara misalnya : handuk, pakaian sehari-hari, sapu tangan dan lain-lain yang sudah tercemar karna kuman spirochaeta ini dapat menembus kulit.
• Melalui suntikan atau transfusi darah, hal ini sangat mungkin mengingat bagian yang diserang bukan saja alat kelamin tetapi juga seluruh tubuh termasuk peredaran darah.
→ Jaringan yang diserang :
Ada 3 fase (secara umum) jaringan yang diserang
a. Fase I : Alat kelamin
b. Fase II : Seluruh tubuh
c. Fase III : Otak dan penglihatan
→ Gejala : tidak khas, bisa pada alat kelamin atau seluruh tubuh, misalnya :
• Sering tidak dapat menahan air seni, terasa nyeri saat dan setelah buang air seni.
• Borok-borok mungkin terjadi pada : jari, kaki, tumit, telapak kaki.
• Tulang persendian tebal dan pecah.
• Bila kuman ini menyerang susunan saraf dan otak, dapat mengakibatkan sakit kepala, hilang ingatan, getaran pada lidah, jari dan tangan.
→ Pencegahan
• Jauhkan hubungan seksual bebas (sembarang pasangan).
• Jaga kebersihan/kesehatan pribadi.
• Sterilisasi jarum suntik bila dapat menggunakan yang baru.
→ Pengobatan :
Karena penyebabnya adalah kuman, maka dapat diberikan obat anti biotik misalnya, ampicilin.
B.) Gonorchea (Go)
→ Penyebab : kuman Gonococcous
→ Cara penularannya :
• Melalui hubungan kelamin : bila salah satu hubungan pasangan mengidap penyakit GO (gonorchea), maka pasangannya sangat berisiko tinggi tertular.
• Melalui benda perantara : benda yang sudah tercemar oleh kuman, misalnya : handuk, kaos kaki, pakaian orang lain.
Gejala :
• Perasaan nyeri seperti terbakar pada waktu buang air.
• Sering buang air kecil, berwarna agak kekuning-kuningan dan kehijau-hijauan.
• Selama tahap akut perasaan tidak enak dan nyeri sangat terasa.
• Peradangan pada persendian seperti : lutut, mata kaki, siku serta peradangan mata.
Pencegahannya
• Hindarkan hubungan seksual yang berisiko tinggi tertular, misalnya hubungan kelamin bebas.
• Menjaga kebersihan/kesehatan pribadi, misalnya kebersihan kulit, pakaian sehari-hari.
C. AIDS
Penyakit misterius dan sangat ditakuti oleh seluruh masyarakat (dunia) sangat berbahaya, dan penularannya dapat melalui hubungan kelamin.
AIDS (Ascuired immune Deficiency sindrom)
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus HIV (Human immune Deficiency Virus), Virus ini menyerang system kekebalan tubuh (immune system) system pertahanan alam tubuh, penyakit ini mengakibatkan kurangnya kemampuan tubuh untuk menangkal infeksi (dari berbagai bibit penyakit).
HIV merupakan virus yang lamban, maka diperlukan waktu beberapa tahun untuk menjelma menjadi AIDS.
→ Gejala-gejala AIDS
• Banyak gejala umum misalnya : pilek, batuk dan flu tetapi gejala pada AIDS lebih berat dan lama.
• Pembengkakan getah bening di leher, ketiak atau lipatan paha.
• Berat badan turun, demam, berkeringat malam hari, keletihan, mencret-mencret, nafas pendek dan batuk-batuk.
• Adanya timbul berwarna dadu sampai ungu di bagian kulit mana saja.
→ Cara penularannya
Menurut Prof. Luck Montagnier, hubungan seksual termasuk di dalamnya oral seks bisa menyebarkan AIDS. Kontaminasi dimulai ketika ada luka saat terjadi kontak seksual tersebut, yang memungkinkan terjadinya kontak antara virus yang ada pada semen atau cairan vagina dengan darah.
Jelaslah bahwa hubungan seks yang menimbulkan luka atau peradangan mempunyai kans besar untuk terkontaminasi virus ini. Dimana Virus ini tidak memerlukan beberapa kali kontak seksual untuk memasuki aliran darah seseorang. Bisa saja hanya sekali kontak ia sudah hinggap dialiran darah, meskipun sampai saat ini belum ada data yang pasti tentang perbandingan frekuensi mutasi virus dari pria dan wanita atau sebaliknya. Satu yang perlu diingat adalah semuanya mungkin terjadi.
Cara penularan virus HIV secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut :
a.) Hubungan kelamin
Kontak seksual dengan gonta ganti mitra seks baik homoseks, biseks atau heteroseksual merupakan cara yang paling rawan penularan AIDS. Tingginya angka penderita AIDS atau yang terinfeksi HIV tiap tahunnya seiring menjamurnya lokalisasi pelacuran diberbagai pelosok.
Menurut penelitian badan kesehatan dunia (WHO) 70% pengidap AIDS disebabkan hubungan kelamin. Negara paling parah diserang AIDS adalah Negara Amerika Serikat. Hal tersebut dapat dipahami karena kaum homoseksual (gay) di sana mempunyai Undang-undang perlindungan untuk mereka sejak tahun 1960.
b.) Transfuse darah
Transfuse darah merupakan suatu proses pemindahan darah atau komponennya dari orang sehat yang memenuhi syarat kepada orang sakit. Kini orang boleh cemas, karena ternyata AIDS bukan hanya milik kaum homoseksual atau pelacur saja. Mereka yang mengadakan transfusi darah pun bisa terkena AIDS. Menurut data Depkes RI, penularan HIV lewat transfuse darah mencapai 5%.
Korban pertama yang termasuk akibat transfuse darah ialah Arthur Ashe, seorang petenis yang pertama merebut Grandslam, Wimbeldon dan Australia terbuka sekitar tahun 1970-an. Setelah 4 tahun berusaha menyembunyikan serangan virus maut itu. Arthur menerima transfuse darah ketika operasi jantung tahun 1983 dirumah sakit St. Luke New York. Virus itu baru diketahui pada tahun 1988 ketika ia akan menjalani operasi otak.
c.) Alat-alat medis
Alat-alat medis yang sering digunanakan dan di duga rawan virus AIDS jika tidak steril adalah jarum suntik, baik untuk pengobatan, inmunisasi, tato, akupuntur, atau yang digunakan pecandu obat bius yang sedang diawasi di Negara-negara maju. Selain itu, alat-alat operasi seperti gunting dan pisau bedah. Dikhawatirkan pula penyebaran AIDS ini bisa lewat gunting untuk khitanan jika tidak steril.
Memperhatikan hal tersebut diatas tentunya masyarakat dituntut untuk waspada. Setiap datang ke dokter, tidak mesti harus disuntik. Bagi para pengelola pos yandu di harapkan menggunakan jarum imunisasi yang benar-benar steril. Begitu juga bagi yang biasa menggunakan pengobatan akufuntur (tusuk jarum) harus memperhatikan kesterilan jarum yang dipakai. Yang lebih aman, jarum-jarum tersebut digunakan sekali pakai untuk menghindari kemungkinan tercemar AIDS.
d.) Ibu hamil
AIDS masuk kedalam tubuh bayi ketika berada dalam kandungan ibu yang terjangkit AIDS. Jumlah bayi mengidap AIDS terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya ibu dan ayah yang mengidap virus AIDS atau HIV.
Suami yang mengidap virus HIV akan menularkan kepada isterinya dan sekaligus kepada bayinya. Isteri yang mengidap HIV juga sama. Selain akan menularkan kepada bayinya juga kepada suaminya akibat berhubungan dengannya. Jika si bayi dalam kandungan tidak terkena virus AIDS karena si ibu ketika mengandung tidak mengidap AIDS dan baru ketika melahirkan ia mengidap, mungkin si bayi akan terinfeksi HIV lewat air susu ibu.
Di Negara-negara maju seperti Inggris, tahun 1991 terbukti satu dari 500 bayi positif terkena HIV. Jumlah ini melonjak cepat dari satu per 2000
bayi pada tahun 1988. Di Afrika kematian akibat
HIV lebih banyak lagi. Para peneliti memperkirakan bahwa pada 10 lokasi penelitian, penderita HIV atau virus AIDS pada balita, akan menyebabkan kematian bayi dari 250.000 sampai 500. 000 jiwa per tahun sampai tahun 2000.
Dalam hal ini PBB memperkirakan kematian bayi akibat AIDS akan meningkat sampai 159 dan 189. Meningkatnya penderita HIV diakibatkan dengan semakin meningkatnya jumlah anak di bawah 15 tahun yang ibunya meninggal karena AIDS. Selama 1990 AIDS telah menewaskan sekitar 1,5 juta dan 2,9 juta wanita usia subur. Di Afrika dari tahun ketahun jumlah ini akan meningkat dua kali lipat seiring belum ditemukannya obat penangkal AIDS.
e.) Cairan tubuh
Cairan tubuh yang dimaksud di sini, yaitu semen (air mani), servikz (cairan vagina), darah, air liur, air mata, keringat dan air susu ibu. Para ahli medis berbeda pendapat mengenai penularan lewat air liur, air mata dan air keringat. Sebagian mengatakan potensi menularkan AIDS sebagian lagi tidak.
Badan AIDS Indonesia (BAI) mengatakan bahwa resiko terbesar untuk terinfeksi timbul setelah kontak langsung dengan cairan alat kelamin dari laki-laki maupun perempuan serta darah. Cairan tubuh yang lainnya seperti air liur, air mata, keringat mungkin dapat membawa virus ini, tetapi jumlah kandungan virusnya sangat rendah sehingga kemungkinan berfungsi sebagai alat penyebar adalah sangat kurang. Sebagai contoh, bila kita membicarakan kandungan virus, misalnya darah mengandung ratusan ribu virus, jumlah virus dalam air liur dan keringat hanya 5-10 virus. Sampai saat ini belum dibuktikan adanya kasus timbulnya penularan HIV lewat air liur, kecuali bila cairan ini juga mengandung darah. Dalam hal ini ciuman masih dikatakan aman kecuali bila terdapat luka terbuka atau sariawan pada bibir atau mulut.
f.) Donor organ (Transplantasi)
Transplantasi adalah pemindahan jaringan atau organ, seperti jantung, ginjal, paru-paru, hati dan sebagainya dari satu manusia kemanusia yang lain. Transplantasi bertujuan untuk mengobati kecacatan atau kerusakan organ tubuh menggantikannya dengan organ tubuh orang lain. Dengan demikian, jika si donor mengidap AIDS secara otomatis si penerima donorpun akan terkena juga.
1. Masalah Inkubasi Virus HIV
AIDS menyerang system kekebalan tubuh. Mulai masa inkubasi atau mulai terjangkitnya HIV, jumlah sel CD-4 dalam tubuh perlahan-perlahan namun pasti akan berkurang sampai setengahnya. Yang berarti tubuh telah kehilangan setengah dari kekebalannya. Dalam kondisi seperti itu kekebalan masih berfungsi dan dapat bertahan sekitar 9-10
tahun. Setelah 9-10 tahun terinfeksi HIV jumlah sel CD-4 dalam tubuh akan sangat berkurang sehingga system kekebalan tidak berfungsi lagi. Pada saat itulah penderita tersebut menjadi penderita AIDS. Jadi bila seseorang mengidap AIDS berarti ia telah terinfeksi HIV sekitar 9-10 tahun silam.
Dengan demikian, masa inkubasi HIV berkisar 1-9 tahun atau 1-10 tahun atau lebih. Badan AIDS Indonesia (BAI) mengemukakan sebuah penelitian pada sekelompok laki-laki homoseksual dari San Frensisko, menunjukkan bahwa jangka waktu rata-rata (mean) setelah timbulnya antibody terhadap HIV sampai timbulnya gejala AIDS adalah 8-9 tahun, sedangkan jangka waktu paling sering (modus) adalah antara 7-10 tahun.
2. Gejala-Gejala AIDS
Penularan AIDS baru bisa ditemukan gejalanya setelah 5-10 tahun, terhitung sejak terjadinya penularan. Jadi kalau sekarang tampak sehat, belum tentu terlepas dari AIDS. Pada penderita yang baru terinfeksi oleh virus HIV dan sudah membentuk antibody positif, belum terlihat gejala maupun tanda-tanda penyakit. Akan tetapi kejadian sudah berlangsung lama, penderita ini akan mengalami full blown AIDS. Jika sudah terjadi demikian, gejala-gejala klinisnya muncul.
Gejala klinis penyakit AIDS antara lain, sebagai berikut :
a. Rasa lelah berkepanjangan.
b. Sering demam (lebih dari 38°C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas.
c. Sesak napas dan batuk berkepanjangan.
d. Berat badan menurun secara mencolok.
e. Pembesaran kelenjar (dileher, ketiak, dan lipatan paha) tanpa sebab yang jelas.
f. Diare yang hebat.
g. Terus menerus bercak merah kebiruan pada kulit (sarcoma Kaposi) dan
h. Kalau terjadi infeksi, infeksinya akan semakin meluas dan berat.
Disamping itu pada penderita AIDS sering mengalami infeksi yang seharusnya tidak lazim terjadi pada manusia dan bahkan kejadian ini justru semakin berat pada penderita AIDS, seperti pada pneumonia pneumositikcarinii.
3. Kelompok-Kelompok Yang Berisiko Tinggi Terkena AIDS
a.) Homoseksual
Kaum homoseksual (gay) atau liwat (dalam istilah Islam) sering menggunakan hubungan seksualnya dengan anal (anogenitial/dubur) sehingga termasuk kelompok berisiko tinggi dan paling rawan terkena virus AIDS. Hal itu disebabkan oleh mukosa rectum (dinding dubur) mudah mengalami luka, karena lapisannya terlalu tipis. Sejak awal dubur tidak diciptakan untuk hubungan seksual, tetapi untuk buang air besar. Lain halnya dengan lapisan dinding vagina yang agak tebal dan lunak. Saluran inilah yang secara kodrati diciptakan untuk hubungan kelamin.
b.) Heteroseksual yang sering berganti pasangan pada perzinahan
Heteroseksual adalah hubungan seks yang dilakukan secara normal antara laki-laki dan perempuan. Seorang heteroseks yang sering berganti-ganti pasangan (promiscuity) termasuk kelompok yang berisiko tinggi terkena virus AIDS atau HIV.
Hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan dengan tidak berganti-ganti pasangan atau hubungan yang disyahkan lewat jalur pernikahan, biasanya diistilahkan safe sex (seks aman).
Para ahli membedakan antara perzinahan dan Pelacuran. Bonger mendefinisikan pelacuran adalah wanita/pria yang menjual tubuh mereka untuk mengadakan hubungan seksual dan menjadikan perbuatan itu sebagai pekerjaan. Perbedaannya dengan perzinahan ialah tidak mengharapkan uang/materi dan keuntungan lainnya, melainkan semata-mata untuk memuaskan nafsu seksual yang bergelora dengan dilandasi cinta dan suka sama suka, atau sama sekali hanya memuaskan nafsu seks saja.
Masalah yang paling mendasar mengapa perzinahan merajalela adalah tidak dipedulikannya kaidah-kaidah moral dan hukum. Sebaliknya, Negara-negara yang menjunjung tinggi moral dan hukum, kasus AIDS masih jarang dan dapat dikatakan tidak ada.
c.) Biseksual
Biseksual adalah orang yang memiliki orientasi seksual terhadap kedua jenis kelamin. Menurut kamus Psikologis Dalli Gulo, kaum biseksual mempunyai ketertarikan seksual kepada sesama atau lawan jenis dalam tingkat yang sama. Kaum biseksual sewaktu-waktu berhubungan dengan lawan jenis dan sewaktu-waktu dengan sejenisnya.
Kaum ini diantara jajaran yang rawan dan berisiko tinggi terhadap penularan virus AIDS, bahkan kaum ini dapat langsung menularkan kepada dua jenis kelamin, yaitu wanita pelacur dan istrinya sendiri atau terhadap pasangan homonya. Tentunya kelompok ini yang paling berbahaya.
d.) Pecandu narkotika
Diatas telah kami jelaskan bahwa penularan virus AIDS bisa melalui bermacam-macam peralatan medis, seperti jarum suntik. Kaum pecandu narkotika umumnya menggunakan jarum untuk memasukkan bahan narkotikanya ke dalam tubuh sehingga mereka terinfeksi HIV lewat jarum yang tidak steril.
A. CARA PENCEGAHAN PENULARAN VIRUS HIV/AIDS
Strategi pencegahan penularan AIDS dan penyakit menular yang lain tidak jauh berbeda, karena pasien yang terinfeksi oleh penyakit tersebut seringkali belum dapat diidentifikasi dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan laboratorium sederhana. Petunjuk pencegahan di bawah ini, sebaiknya dikerjakan secara rutin.
1.) Riwayat penyakit yang lengkap
Selalu diusahakan untuk mendapat riwayat penyakit yang lengkap. Tanyakan kepada pasien secara khusus. Konsultasi media mungkin diperlukan bila ditemukan penyakit infeksi sistemik.
2.) Teknik barrier (pencegahan)
Teknik barrier yang penting harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut :
a. Cuci tangan sampai bersih.
b. Pakailah sarung tangan untuk melindungi diri.
c. Gantilah sarung tangan diantara dua prosedur, untuk melindungi pasien.
d. Pakai sarung tangan tebal untuk membersihkan instrument.
e. Masker dipakai untuk melindungi diri terhadap cipratan darah dan ludah.
f. Kacamata pelindung sebaiknya selalu dipakai.
g. Pakailah baju praktek, laboratorium dan cuci tangan dalam air panas dengan deterjen.
h. Baju luar tersebut harus diganti setiap hari.
i. Specimen darah, biopsy, dan specimen lain harus diberi tanda yang jelas (misalnya awas darah O)
j. Cipratan darah harus segera dibersihkan dengan larutan disinfektan, seperti natrium hipoklorit. Pakailah sarung tangan sewaktu membersihkan.
3.) Teknik sterilisasi (WHO,1998)
Hal yang perlu diperhatikan dalam teknik sterilisasi yaitu sebagai berikut :
a. Sterillisasi
Sterillisasi ini dapat mematikan semua virus, bakteri dan spora. Sterillisasi dapat dikerjakan dengan autoklaf tekanan dua atmosfer (1 atm di atas tekanan atmosfer selama 20 menit atau dengan oven listrik selama dua jam pada suhu 170°C.
b. Disinfeksi derajat tinggi
Proses disinfeksi ini dapat mematikan semua virus dan bakteri kecuali spora. Cara yang biasa digunakan dalam proses disinfeksi ini yaitu sebagai berikut :
1. Direbus mendidih selama 20 menit
2. Cuci dan rendam selama 30 menit dalam
a.) Cidex (glutar aldehida 2%)
b.) Natrium hipoklorit 0,5%
c.) Kloramin 2%
d.) Etanol 70%
e.) Povidon iodine 2,5%
f.) Formaldehida 4%
g.) 2-propanol 70%
h.) H202 6%
Sterillisasi dengan larutan sebaiknya tidak dipakai rutin bila dapat dilakukan sterillisasi dengan pemanasan.
c. Pencegahan kontaminasi silang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan kontaminasi silang, antara lain sebagai berikut :
1. Bila mungkin pakailah alat yang disposable.
2. Bersihkan permukaan dengan detergen dan larutan disinfektan.
3. Prosedur yang teliti dan hati-hati dikerjakan sewaktu membuat rontgen, mencuci flm dan prosedur pembuatan lainnya.
4. Alat-alat yang terkontaminasi dimasukkan dalam kantong dengan hati-hati.
5. Jarum dibuan kedalam kaleng.
B. OBAT-OBATAN PENCEGAHAN VIRUS HIV/AIDS
Walaupun berbagai penelitian telah dilakukan oleh para kedokteran secara intens atauif, sampai saat ini obat untuk menangkal virus AIDS belum ditemukan. Kerja keras para ahli tersebut bukanlah gagal total atau sama sekali tidak berhasil, obat-obatan mereka kini sudah ada. Akan tetapi bukan vaksin atau obat yang benar-benar bisa mencegah atau mengobati AIDS tetapi hanya menambah daya tahan tubuh penderita atau memperpanjang umur penderita, pada akhirnya penderita juga akan meninggal. Beberapa obat yang bisa digunakan, antara lain sebagai berikut :
1.) AZT (Azidot hynidine)
AZT atau azidot hynidine yang tekenal dari perusahaan farmasi Inggris, Burroughs Well Come, diantara yang mampu menahan perkembangan virus. Akan tetapi AZT ini dikritik oleh para ahli medis, karena menimbulkan efek samping yang sangat fatal. Penderita yang menggunakan obat ini mengalami kerusakan tulang sum-sum dan menderita anemia berat. Akibatnya penderita harus continue menjalani transfuse darah tiap minggu atau seminggu dua kali. Selain menimbulkan efek samping yang cukup fatal, AZT
juga akan dapat menghadang perkembangan virus AIDS (HIV) jika penderita dijejali obat tersebut selama 4 jam sekali, jika tidak pesimis, dapat membendung perkembangan virus.
2.) DDI (Diseoxycitidine)
Cara kerja DDI ini tidak berbeda dengan AZT, yaitu mampu menahan reproduksi virus AIDS dalam darah dan telah diuji coba tidak menimbulkan efek samping yang fatal.
3.) DDC (Zalcitabine)
DDC yang kini sama dengan AZT dan DDI dapat menahan perkembangan virus AIDS.
Ketiga obat tersebut diizinkan untuk digunakan setelah direkomendasikan badan pengawas obat dan makanan (FDA) di Amerika Serikat. Menurut para ahli obat-obatan tersebut mampu memperpanjang umur penderita hingga satu sampai dua tahun. Efek samping dari DDI dan DDC adalah dapat menyebabkan kerusakan pancreas dan gangguan saraf farifies.
4.) M-HAD (Meiji Humin Derivetize Albumin)
Di Jepang ditemukan M-HAD yang merupakan gabungan ramuan antara carbodimine humin dan succiny lated human albumin yang terkandung dalam darah manusia. M-HAD kabarnya mampu menyingkirkan sel-sel tubuh yang digerogoti HIV dengan tidak membahayakan limposit normal. Disamping itu, M-HAD mudah diproduksi.
5.) Tachyplesin
Tachyplesin masih dari Jepang yang konon mampu melawan HIV, ditemukan oleh Prof. Naoki Yamamoto, ahli virus dari Tokyo Dental University
bekerja sama dengan dua rekannya dari universitas tersebut. Tachyplesin merupakan cairan kimia yang diambil dari hewan sejenis kepiting (Tachypleus Tridentotus). Yang dinamakan T-220, ramuan ini telah diuji coba pada tikus dengan hasil yang sangat memuaskan akan tetapi, ramuan ini menimbulkan efek samping seperti AZT.
6.) So221 dan GLQ223
Para ahli dari Inggris juga menemukan ramuan yang efektif So221 dan GLQ223, tetapi diakui masih menimbulkan efek samping AZT, tetapi tidak terlalu berbahaya/fatal. So221 adalah penyempurnaan dari AZT yang dikembangkan oleh Well Come, perusahaan farmasi yang menghasilkan AZT (Azidot hymideine) sedangkan GLQ223 (Alpha trichosanthin) yang diproduksi oleh Genelab Technologies, INC.
Selain obat-obatan kimia diatas terhadap juga obat-obatan tradisional yang diperkenalkan di China yaitu Milingwang yang diuji coba pada 158 pasien AIDS di China yang hasilnya paling tidak mampu memperpanjang umur manusia.
Demikinlah efek dan bahayanya serta cara mengobati AIDS/HIV penyakit yang berbahaya dan menular, namun alangkah baiknya agar dapat menghindari atau mencegah penyakit berbahaya tersebut. Semoga bermanfaat dan jangan sepelehkan, jagalah diri kita dari penyakit menular dan mematikan ini.
Post a Comment for "PENYAKIT KELAMIN (AIDS ATAU HIV) YANG BERKAITAN DENGAN POLA HIDUP"