DR. DANUDIRJA SETIABUDI (1879 — 1950)
PAHLAWAN PERGERAKAN NASIONAL
Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No 590/Tahun 1961, Tanggal 9 Nopember 1961.
Walaupun ia seorang Indo (golongan keturunan yang berdarah campuran pribumi, dalam hal ini Indonesia dan etnik Eropa), tetapi ia tetap mengaku dirinya seorang Indonesia, suku Jawa. Itulah yang dilakukannya sewaktu mendaftarkan diri untuk kuliah di Universitas Zurich, Swiss. Ia pernah pula dijuluki sebagai "penjahat internasional" karena sikapnya yang menentang agresi bangsa Barat terhadap bangsa Asia dan Afrika. Ia pernah pula menyelundupkan senjata ke India untuk membantu pejuang-pejuang India melawan Inggris.
Dia adalah Ernest Eugene Douwes Dekker, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Danudirja Setiabudi. Lahir tanggal 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa Timur. Ia memiliki darah campuran Belanda, Jerman, Prancis dan Jawa. Setelah menamatkan HBS (SMA Belanda), ia bekerja di perkebunan kopi daerah Malang. Namun ia segera saja minta berhenti, setelah melihat perlakuan kasar Belanda terhadap seorang buruh Indonesia.
Ia kemudian bekerja sebagai guru kimia. Lalu pergi mengembara ke luar negeri. Ia mendaftarkan diri sebagai sukarelawan dan turut berperang dalam Perang Boer melawan Inggris di Afrika Selatan. Pernah ditawan dan setelah bebas, kembali ke Indonesia.
Di Indonesia ia memimpin harian De Express. Pada tahun 1912 bersama Suwardi Suryaningrat dan Dr. Cipto Mangunkusumo mendirikan Indische Partij (IP), partai politik pertama yang lahir di Indonesia. Ia menganjurkan agar golongan Indo bersatu dengan penduduk Indonesia, karena ia yakin hanya dengan persatuan antara semua golongan, penjajahan dapat dihancurkan.
Pada tahun 1913 Dr. Danudirja Setiabudi dibuang ke Negeri Belanda, karena kegiatannya dalam Komite Bumiputera. Komite ini menentang maksud Pemerintah Belanda yang hendak merayakan 100 tahun bebasnya Negeri Belanda dari penjajahan Prancis. Setelah lima tahun dalam pembuangan, ia kembali ke Indonesia dan mendirikan perguruan Kesatria Institut. Di perguruan itu kepada murid-murid ditanamkan rasa kebangsaan.
Dr. Danudirja Setiabudi seringkali masuk penjara. Terakhir ia dibawa ke Negeri Belanda setelah pada tahun 1941 dipenjarakan di Jakarta. Setelah Perang Dunia II selesai, ia pulang ke Indonesia secara diam-diam dan ikut membantu perjuangan kemerdekaan.
Dalam Kabinet Syahrir III ia diangkat jadi Menteri Negara dan penasehat delegasi RI dalam perundingan-perundingan dengan Belanda. Pada waktu Agresi Militer II ia dapat ditangkap Belanda dan dimasukkan dalam penjara.
Setelah itu beberapa kali berpindah-pindah penjara. Dr. Danudirja Setiabudi meninggal dunia di Bandung pada tanggal 28 Agustus 1950 sebagai seorang Muslim.
Demikianlah perjuangan dan perlawanan beliau dalam melawan penjajah demi kemerdekaan Negara Indonesia kita yang tercinta ini.
Nyimak.. Broo
ReplyDelete