Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SEJARAH SINGKAT "SULTAN AGENG TIRTAYASA (1631 - 1683)"

SEJARAH SINGKAT "SULTAN AGENG TIRTAYASA (1631 - 1683)"


 PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN 


"Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No 045/TK/Tahun 1970, tanggal 1 Agustus 1970."



      Sejak Portugis memaksakan monopolinya di wilayah Selat Malaka, maka Banten menjadi bandar perdagangan internasional yang ramai. Hal ini merupakan saingan berat bagi Belanda yang baru saja membangun Batavia sebagai ibukota VOC. Belanda mengadakan blokade terhadap bandar Banten, sehingga perdagangannya menjadi hampir lumpuh. Dalam keadaan begitulah Sultan Ageng Tirtayasa diangkat menjadi Sultan Banten, yaitu pada tahun 1651.


      Abdulfath Abdulfatah yang lebih dikenal dengan nama "Sultan Ageng Tirtayasa" dilahirkan pada tahun 1631. Ia adalah Sultan Banten keenam. Kehendak Belanda untuk memaksakan monopoli dengannya tentu saja mendapat tantangan dari Sultan Ageng Tirtayasa. Sejak itu Banten selalu berjuang dengan gigih untuk memulihkan kedudukannya. Mereka meningkatkan terus perlawanan terhadap Belanda.


      Pada tahun 1655 dua kapal Belanda dirusakkan oleh orang-orang Banten. Demikian pula kebun-kebun tebu mereka sehingga Belanda terpaksa menutup kantor dagangnya di Banten. Dengan kekuatan pasukan yang besar Belanda mengepung ibukota Banten, sehingga pada tahun 1659 Sultan Ageng Tirtayasa mengadakan perjanjian dengan kompeni untuk membuka kepungan itu kembali.


      Tahun-tahun berikutnya Banten dapat meningkatkan ekonomi negaranya dengan adanya loji-loji Perancis di bandarnya. Sekarang Banten kembali menjadi saingan berat bagi Kompeni. Namun, kemajuan Banten yang mulai pesat itu terhalang dengan adanya perpecahan keluarga antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan anaknya Sultan Haji. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Belanda dengan membantu Sultan Haji untuk memerangi ayahnya Sultan Ageng Tirtayasa.


      Pada tahun 1680 pecahlah perang antara Sultan Ageng Tirtayasa di satu pihak melawan Belanda dan Sultan Haji di lain pihak. Malam hari tanggal 26 Februari 1682 pasukan Sultan Ageng Tirtayasa menyerang istana Surosowan. Sultan Haji terpaksa melarikan diri walaupun mendapat bantuan yang kuat dari Belanda.



      Belanda kemudian mendatangkan bantuan dari Batavia, pertempuran sengit terjadi lagi. Karena kekuatan persenjataan tidak seimbang, maka pasukan Banten menjadi lemah. Sultan Ageng Tirtayasa terdesak. Namun, ia tak mau menyerah kepada Belanda. Akhirnya, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap dan pada tahun 1683 ia wafat dalam penjara. Jenazahnya dimakamkan di makam Sultan-sultan Banten di sebelah utara Masjid Agung.

2 comments for "SEJARAH SINGKAT "SULTAN AGENG TIRTAYASA (1631 - 1683)""