Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Iman Kepada Qada dan Qadar

Iman Kepada Qada dan Qadar
Sumber foto : DOK/Kompasiana.com




      Myrharharaodah.blogspot.com – Gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 adalah contoh Qadar Allah. Kita harus menyikapinya dengan cara yang tepat yaitu dengan tawakal dan tidak berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya selalu ada hikmah di balik setiap musibah bagi orang yang beriman kepada-Nya.

      Qada dan Qadar tentu bukan kalimat yang asing bagimu. Qada dan qadar adalah rukun iman yang keenam. Dalam pembicaraan sehari-hari, qadar mungkin lebih kamu kenal dengan istilah takdir.


A. Pengertian Qada dan Qadar


      Qada adalah ketentuan dan ketetapan Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) sebelum menciptakan makhluk-Nya.
      Qadar adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) yang telah terjadi pada diri makhluk-Nya.

      Cobalah perhatikan keadaan di sekelilingmu! Ada manusia yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ada matahari pada siang hari dan ada bulan serta bintang pada malam hari. Ada juga orang yang meninggal dunia ketika masih bayi dan ada yang meninggal setelah menjadi kakek atau nenek. Semua yang ada di dunia ini sesungguhnya sudah diatur Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala).
      Jadi, segala yang terjadi di muka bumi ini adalah karena kuasa dan kehendak-Nya.


Firman Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) :


قُلۡ لَّنۡ یُّصِیۡبَنَاۤ اِلَّا مَا کَتَبَ اللّٰہُ  لَنَا
Katakanlah: 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami.
(التوبة : ٥١) (QS. At-Taubah : 51)

      Firman Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala)
tersebut menjelaskan bahwa kita harus bertawakal atau berserah diri atas sesuatu yang telah Allah tetapkan untuk diri kita, tentu saja setelah kita berikhtiar (berusaha) dengan benar. Segala yang kita usahakan kadang-kadang berhasil dengan baik, kadang-kadang juga gagal atau tidak menyenangkan. Kita tidak bisa menghindar dari kenyataan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala).
      Dalam mengartikan tawakal kamu tidak boleh keliru. Agar lebih jelas, perhatikan kisah berikut.
      Suatu ketika Rasulullah SAW (Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) berjalan bersama para sahabat dengan mengendarai unta. Setelah tiba pada tujuannya, ada di antara sahabat yang turun dari untanya dan langsung meninggalkan unta tersebut tanpa diikat. Rasulullah kemudian menegur, "Ikatlah untamu dan bertawakallah."
      Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran, jika kita bertawakal kepada Allah, harus didahului dengan ikhtiar yang benar.





B. Contoh Qada


      Contoh qada itu banyak sekali dan meliputi semua makhluk-Nya, baik itu manusia, jin, tumbuhan, hewan, matahari, bulan, laut, atau yang lain. Di antara contoh qada adalah sebagai berikut.
1.) Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) menetapkan matahari terbit pada siang hari serta bulan dan bintang tampak pada malam hari.
2.) Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) menetapkan kapan laut harus pasang dan surut.
3.) Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) menetapkan setiap makhluk pasti mati.
4.) Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) menetapkan makhluk-Nya untuk berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
5.) Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) menetapkan seseorang lahir.
      Setelah mengetahui beberapa contoh qada, bisakah kamu menyebutkan contoh yang lain? Jika kamu menemui kesulitan, bertanyalah pada gurumu!



C. Contoh Qadar


      Qadar atau takdir dibagi menjadi dua macam, yitu sebagai berikut.
1.) Takdir mubram berarti ketentuan Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) yang mesti terjadi dan tidak bisa diubah. Contoh takdir mubram sebagai berikut.
a. Kenyataan bahwa matahari hanya ada pada siang hari, sedangkan bulan dan bintang hanya ada pada malam hari.
b. Kejadian laut dan surut.
c. Kematian setiap makhluk.
d. Kelahiran bayi berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
e. Kejadian seseorang terlahir di dunia ini.
2.) Takdir mualak berarti ketentuan Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) yang mungkin bisa diubah dengan jalan ikhtiar dan berdoa. Contoh takdir mualak sebagai berikut ini.
a. Orang yang bodoh dapat pandai jika giat belajar dan berdoa kepada (Allah SWT Subhanahu Wa ta'ala).
b. Orang miskin yang berikhtiar dengan sungguh-sungguh disertai dengan doa dapat menjadi orang kaya.
c. Bencana alam mungkin tidak akan menimbulkan korban yang besar jika manusia dapat mempersiapkan diri dalam menghadapinya dengan menggunakan kemampuan akal yang Allah karuniakan.


      Percaya kepada qada dan qadar hendaknya kamu pahami dan yakini dengan hati-hati. Pemahaman itu didasari dengan iman yang kuat, pengetahuan yang luas, serta ikhlas. Dengan demikian, pemahaman tentang qada dan qadar tidak menimbulkan pemahaman yang keliru serta terhindar dari akidah yang sesat dan menyesatkan.
      Kesalahan memahami takdir akan menimbulkan anggapan bahwa manusia itu ibarat robot Tuhan. Manusia tidak mempunyai daya kekuatan dan kekuasaan. Hal tersebut dapat menimbulkan rasa malas bekerja, malas belajar, dan tidak mau berusaha.

      Ikhtiar atau usaha dengan sungguh-sungguh, sangat erat hubungannya dengan hasil yang diperoleh, sebagaimana dijelaskan Allah dalam Al-Qur'an berikut :

اِنَّ اللّٰہَ  لَا یُغَیِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰی یُغَیِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِہِمۡ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(الرعد : ١١) (QS. Ar-Ra'd : 11)

      Setelah kita berusaha tetapi usaha itu gagal, kita tidak boleh berputus asa. Mungkin saja ada kekurangan pada usaha kita sehingga yang kita inginkan tidak tercapai. Kita sebaiknya mencoba lagi lebih keras dan berdoa dengan khusyuh kepada Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala).

      Allah SWT (Subhanahu Wa ta'ala) berfirman :
مَاۤ  اَصَابَکَ مِنۡ حَسَنَۃٍ  فَمِنَ اللّٰہِ  ۖ وَ مَاۤ اَصَابَکَ مِنۡ سَیِّئَۃٍ  فَمِنۡ نَّفۡسِکَ 
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.
(النساء : ٧٩) (QS. An-Nisa : 79)
وَ لَا تَا۠یۡـَٔسُوۡا مِنۡ رَّوۡحِ اللّٰہِ    ۗ اِنَّہٗ  لَا یَایۡـَٔسُ مِنۡ رَّوۡحِ اللّٰہِ  اِلَّا الۡقَوۡمُ  الۡکٰفِرُوۡنَ 
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir'.
(يوسف : ٨٧) (QS. Yusuf : 87)


*  Akhir kata


•  Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Maka dari itu bersungguh-sungguhlah dalam belajar dan bekerja! Maka kamu akan pandai dan berhasil. Malas belajar akan membuatmu bodoh dan malas bekerja membuatmu menjadi orang yang tidak sukses.
•  Bantulah mereka yang lemah di sekitarmu! Jika mereka miskin, bantulah agar mereka keluar dari kemiskinannya! Jika mereka bodoh, ajarilah agar mereka pandai! Bantulah mereka jika kamu mampu melakukannya.

Post a Comment for "Iman Kepada Qada dan Qadar"