Kupikir Kasihmu Sementara
Suara tetesan penuh penyesalan dari balik pintu kamarku.. .. ..
"Aku gelisah, apa gerangan terjadi....??? ... Mungkinkah ia sedang sakit....???"
Entahlah, suara itu semakin mengalun tak karuan.
"Apa gerangan terjadi....???"
Pikirankupun bertanya-tanya dalam hati segera kubuka daun pintu. Kulihat sosok wanita bersimpuh di ruang tamu. Ternyata dia teman kamarku, yang bernama FANI ...
"FAN... Kenapa, kamu sakit....???"
Tanyaku padanya sambil menggenggam tangannya yang basah akibat tangisannya yang tumpah. Entahlah aku hanya berusaha menenangkannya agar ia tenang ....
"Aku tidak sakit..."
Jawabannya yang masih meninggalkan isakan tangisan yang terpendam ...
"Lantas mengapa kau menangis....???"
Tanyaku lagi padanya .. ..
Aku tak tahu, suasana macam apa pada malam itu. FANI bagaikan benda mati yang tak mampu memberikan isarat akan apa yang terjadi pada dirinya. Hanya tertunduk diam seribu bahasa ....
Kucoba mengorek lebih dalam, dan sepertinya aku berhasil menjebaknya dengan kata-kata yang kurancang sendiri .. ..
"OoH... Iya FAN, dulu aku punya kenalan. Kami kenal lewat dunia maya. Namun, entahlah kenapa dia begitu percaya padaku sampai-sampai dia curhat tentang pacarnya. Katanya sih, pacarnya akan serius dengan hubungan pacaran mereka, tapi katanya sih tidak dapat restu oleh orang tua dari laki-laki itu, maka merekapun putus... Nah,,, kamu tahu apa yang aku katakan padanya saat itu....???"
Tanyaku dengan nada serius .. ..
"Aku jawab, artinya dia bukan jodoh kamu..."
Nada suaraku mulai kunaikkan untuk membuatnya lebih semangat. Aku tak tahu pasti, apakah dia anggap ceritaku lucu atau malah membuatnya termotivasi menceritakan masalahnya yang membuatnya tersakiti ....
"Sebenarnya aku malu menceritakan hal ini..."
Aku terkejut, kalimat itu layaknya mengisaratkan bahwa aku berhasil dengan kalimat rancanganku itu ....
Segerah kuyakinkan pada FANI bahwa kita harus berbagi terhadap masalah yang menimpah kita agar terasa lebih ringan.
FANI pun menatapku lalu kemudian menunduk sambil berkata .. ..
"Beberapa hari yang lalu aku menerima kiriman dari ibuku di kampung..."
Belum sempat FANI meneruskan pembicaraannya, butiran bening dari kedua kelopak matanya mulai mengalir kembali. Aku jadi bingun mengapa ia sedih padahal dia baru saja mendapatkan kiriman dari ibunya ....
"Lalu....???" ... Dengan rasa penasaran, kucoba membuka tabir kehidupan yang tersimpan dalam hati FANI .. ..
FANI pun mulai mengusap pipinya yang basah lalu kemudian perlahan-lahan berkata ....
"Selama ini, aku jarang menelpon dan memberi kabar pada orang tuaku di kampung. Aku tak tahu kalau mereka begitu merindukanku, aku hanya sibuk dengan pekerjaan dan duniaku saat ini. Padahal berkat orang tuakulah aku berada di sini dan menikmati setiap gajiku tiap bulannya..."
Ungkapan FANI yang dengan tangan yang terus menggenggam hapenya begitu erat. Pikiranku melayang, apa gerangan hubungan antara kiriman dan jarangnya ia menelpon ke kampung memberi kabar. Dengan sedikit bergeser ke sudut sampingnya kucoba meyakinkan FANI bahwa ia benar-benar harus berbagi denganku .. ..
"FAN, ceritalah agar kamu merasa lega. Aku akan berusaha menjadi teman sekaligus saudara terbaik buatmu"
Tegasku pada FANI ....!!!
"Berapa hari yang lalu, ibuku mengirimkan sebuah bingkisan karton. Tapi karena kesibukanku sehingga aku hampir lupa untuk membuka kiriman itu. Entah mengapa pada malam ini, aku ingin saja membuka bingkisan itu. Dan, kamu tahu apa isi kiriman itu....???"
Tanya FANI dengan suara yang semakin melemah akibat isakan tangis yang tak tertahankan.
Aku menggeleng pertanda aku tak mengetahuinya .. ..
"Kiriman itu berisi makanan kesukaanku. Namun,,, makanan itu sudah tak layak untuk di makan. Yang membuat aku sangat sedih karena ibuku menyelipkan surat di tepi bingkisan karton itu..."
Ujarnya dengan jujur. Aku penasaran apa sebenarnya isi surat dari ibu FANI ....
Dari sudut bola matanya, terlihat ke inginannya untuk menumpahkan semua buliran air mata yang sedari tadi ia tahan, dan kemudian tumpalah butiran air bening itu. Aku semakin penasaran dengan cerita FANI .. ..
Dengan agak tersedu-sedu, FANI memberikan selembar kertas di sampingnya .. .. ..
Isi Suratnya :
" FANI anakku , semoga kamu disana sehat-sehat saja yaah , nak . Alhamdulillah ayah dan ibu juga sehat . Ooh iya , ibu juga sudah masak makanan kesukaan kamu , makan yah nak karena selama kamu di makassar FANI sudah tak pernah lagi makan makanan ibu kan . Do'a kami selalu menyertaimu nak disana . Ayah dan ibu rindu sekali padamu , nak ... Kenapa nda pernah menelpon ibu ....??? "
Sekaran aku mengerti kenapa FANI menangis. Ternyata dia mulai menyadari bahwa kedua orang tuanya terkhusus ibunya sangat rindu padanya. Dia baru menyadari bahwa kunci kesuksesannya selama ini berkat do'a tulus orang tuanya .. ..
"Sekarang yang kamu harus lakukan adalah menelpon kedua orang tuamu, FAN ..."
Ucapanku dengan nada lantang. Kuliat tangan FANI yang sedari tadi menggenggam handponenya mulai memiliki kekuatan untuk sampai pada sebuah keinginan tertentu ....
"Halooo ... Assalamu Alaikum... ... Ini FANI Buuu..."
Ucap FANI dengan suara terbata-bata .. ..
"Waalaikumsalam ... Nak, kenapa baru menelpon ....??? ... Sudah lama ibu ingin mendengar suaramu, nak... Setiap kali ibu coba menelpon, pasti tidak ada jawaban. Kamu sibuk, yaah nak....??? ... Kamu sudah makan kan masakan ibu....???"
Harapan ibu FANI .. ..
Aku menatap FANI seolah tak mampu mengatakan sesuatu. Karena masakan ibunya tak sempat ia sentuh sedikitpun. Aku tahu ia pasti berpikir sepertiku, karena sesibuk apapun seseorang ia pasti memiliki waktu menelpon dua malaikat di bumi yang paling ia sayangi. Namun, hari ini aku menyaksikan rasa penyesalan yang di alami FANI ....
"Ibu, aku minta maaf karena terlalu sibuk sampai jarang menelpon hanya untuk memberi kabar tentang keadaanku. Aku tahu mungkin ibu akan kecewa namun makanan yang ibu kirim belum sempat aku cicipi karena sudah tak layak dimakan..."
Ucap FANI dengan jujur. Aku bisa memaklumi. Aku tahu FANI tak mau menambah beban dosa karena berbohon pada ibunya .. ..
Ibu FANI pun menjawab .. ..
"Ooh... Iya nak, tidak apa-apa. Kalau kamu pulang kampung, ibu akan masak enak buat kamu. Tapi, ibu hanya ingin agar kamu sering mungkin menelpon ibu yaah, nak....??? ... Soal makanan itu kamu buang saja, nanti ibu akan kirimkan makanan lagi kekamu..."
Harap ibu FANI ....
"Iyaa Buu... Terimakasih banyak ibuku sayang"
Jawab FANI matanya berkaca² menahan air matanya yang mau menetes dan dengan senyuman indah yang merekah di bibirnya menandakan kalau hati dan perasaanya mulai tenang .. .. ..
Pembicaraan itupun berahir dengan wajah kepuasan batin FANI. Aku cukup senang melihat pemandangan itu....
Aku juga mulai belajar dari kehidupan FANI tentang perasaan rindu seorabg ibu terhadap anaknya. Aku tahu itu, akupun ikut teringat dengan kedua orang tuaku di rumah namun Alhamdulillah setiap hari aku selalu memberikan kabar sama mereka begitupun sebaliknya keduaku selalu memberikan kabar mereka terhadapku ... ...
INGATLAH KITA ADA KARENA ORANG TUA ... ... KITA BISA JADI ORANG SUKSES & BERHASIL BERKAT HASIL KERJA KERAS DAN DO'A ORANG TUA KITA .. .. ..
*** By : RHARHA – RAODAH.T –271 ***
Sangat menyentuh ceritanya, ini bagus di baca para perantau. Karena karya anda memiliki makna yang mendalam bagi kami yang jauh dari orang tua.
ReplyDeleteTerima Kasih banyak. 😊😊🙏🙏🙏
DeleteAku menangis membacanya,saya juga jauh dari orang tuaku. Terasa cerita ini sama akan diriku Karena saya juga terkadang mengabaikan orang tuaku tuk memberinya kabar karena kesibukan. Terima kasih telah memberiku nasehat berharga.
ReplyDeleteTerima Kasih Banyak. 😊🙏🙏🙏😊
Delete