Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SEJARAH MANUSIA PURBA DAN JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA

Saya akan membahas tiga hal tentang manusia purba di Indonesia silahkan disimak dengan baik dan jangan pernah bosan untuk membaca.

A.   Sumber Informasi Manusia Purba Indonesia


          Sumber informasi manusia purba di Indonesia berupa fosil dan artefak.

          Para ahli purbakala menyimpulkan bahwa manusia purba Indonesia telah hidup sejak 1,9 juta tahun yang lampau. Kesimpulan para ahli itu berasal dari peninggalan dari masa itu. Peninggalan itu berupa fosil manusia purba dan artefak. Apakah yang dimaksud dengan fosil dan artefak?.....
Mari cari tau sama-sama.

→   Fosil adalah   :   sisa tumbuhan, hewan, dan manusia yang telah membatu.
→   Artefak adalah   :   alat atau perkakas yang digunakan oleh manusia purba.

"Sumber gambar : Sejarah Nasional Indonesia I, Balai Pustaka (1984)"


"Sumber gambar : Sejarah Nasional Indonesia I, Balai Pustaka (1984)"
Gambar : Fosil dan artefak sebagai sumber informasi manusia purba Indonesia.


          Para ahli purbakala menemukan fosil dan artefak dalam suatu lapisan bumi. Tiap lapisan bumi memiliki umur tertentu. Dengan mengetahui umur lapisan bumi tempat fosil atau artefak ditemukan, para ahli dapat menentukan umur fosil atau artefak tersebut.
          Melalui fosil dan artefak, kita dapat memperoleh informasi mengenai :
1.   Alat-alat yang digunakan manusia purba dalam menyambung hidupnya,
2.   Tumbuhan atau hewan yang hidup semasa dengan manusia purba,
3.   Cara hidup manusia purba, seperti mencari makan, mengembangkan kebudayaan dan hidup bermasyarakat.


*   Penemuan Fosil Manusia Purba di Indonesia

          Eugene Dubois adalah perintis penelitian manusia purba di Indonesia. Menurut dokter Belanda itu, Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk penelitian manusia purba. Karena termasuk wilayah tropis, Indonesia merupakan kawasan yang cocok sebagai tempat hidup manusia purba. Dengan demikian, fosil manusia purba akan banyak ditemukan di Indonesia. Atas dasar pertimbangan itulah, Eugene Dubois memilih Indonesia sebagai tempat penelitian manusia purba.
          Eugene Dubois memulai penelitiannya di gua-gua Sumatera Barat. Akan tetapi, di tempat itu ia tidak berhasil menemukan kerangka manusia. Yang ia temukan hanyalah tulang-belulang hewan.


          Saat sedang mencari marmer, seorang Belanda bernama B. D. van Rietschoten menemukan sebuah tengkorak di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Peristiwa itu berlangsung pada tahun 1889. Itulah temuan fosil manusia purba pertama di Indonesia. Lalu van Rietschoten mengirimkan temuan itu kepada Eugene Dubois sehingga sasaran penelitian. Eugene Dubois beralih ke Pulau Jawa.
          Setelah dua tahun melakukan penelitian di Pulau Jawa, Eugene Dubois berhasil. Ia menemukan sisa manusia purba di Ngawi, Jawa Timur, Trinil. Temuan itu berupa atap tengkorak dan tulang paha. Hasil temuan Eugene Dubois tersebut kemudian dinamakan "Pithecanthropus erectus (manusia–kera yang berjalan tegak)."
Sementara itu, hasil temuan B. D. van Rietschoten dinamakan "Homo sapiens (manusia berbudaya)."


"Sumber gambar : Cultural Anthropology, College Publishing (1985)"
Gambar : Fosil atap tengkorak dan tulang paha yang ditemukan Dubois di Trinil.


          Penemuan Eugene Dubois tersebut menggemparkan dunia ilmu pengetahuan waktu itu, terutama ilmu purbakala. Hasil temuannya itu mengundang para ahli purbakala datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian manusia purba. Akibatnya, bermunculanlah berbagai penemuan fosil manusia purba di Indonesia.


B.   Jenis Manusia Purba Indonesia


          Jenis manusia purba di Indonesia antara lain "Pithecanthropus, Homo sapiens dan Meganthropus palaeojavanicus.

          saya akan uraian satu persatu di bawah ini sebagai berikut :

1.)   Pithecanthropus erectus

          Istilah Pithecanthropus erectus berasal dari bahasa Yunani-Latin.
Pithecos berarti “kera”anthropos berarti ”manusia”. Jadi, Pithecanthropus berarti “manusia–kera yang berjalan tegak”.


"Sumber gambar : Cultural Anthropology, College Publishing (1985)"


          Fosil manusia purba jenis Pithecanthropus 
inilah yang merupakan hasil temuan pertama Eugene Dubois di Trinil. Fosil manusia purba jenis itu ternyata banyak dijumpai di tanah air kita Indonesia. Selain di Trinil, fosil tersebut juga ditemukan di Perning, Sambungmacan, Kedungbrubus, dan Sangiran. Yang menarik, fosil-fosil itu ditemukan di daerah lembah sungai, baik Bengawan Solo maupun Kali Brantas.

          Pithecanthropus dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a.   Pithecanthropus erectus (manusia-kera yang berjalan tegak),
b.   Pithecanthropus mojokertensis (manusia-kera yang berjalan tegak dari Mojokerto),
c.   Pithecanthropus soloensis (manusia-kera dari Solo).

          Penemu fosil Pithecanthropus selain Eugene Dubois antara lain "Franz Weidenreich, terus Haar, von Koenigswald, dan Oppenoorth". von Koenigswald dan Weidenreich menemukan fosil Pithecanthropus mojokertensis di Desa Jetis, Mojokerto, Jawa Timur. Weidenreich lebih suka menamakan fosil itu Pithecanthropus robustus. Alasannya, fosil itu berupa tengkorak anak-anak (robustus berarti “anak yang tegap”). Sementara itu, ter Haar bersama Oppenoorth dan von Koenigswald menemukan fosil Pithecanthropus soloensis di Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong, Jawa Tengah.

2.)   Meganthropus palaeojavanicus

          Istirahat Meganthropus palaeojavanicus berasal dari bahasa Yunani-Latin. Mega berarti “besar”, anthropos berarti “manusia”, palaios berarti “kuno”, dan javanicus berarti dari “Jawa”. Jadi, Meganthropus palaeojavanicus berarti “manusia raksasa dari Jawa kuno”.
          Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh von Koenigswald (1936–1941) dan Marks (1952) di Sangiran, dekat Surakarta, Jawa Tengah. Ciri yang mencolok dari manusia purba ini adalah tinggi tubuhnya yang mencapai 2,1 meter. Dilihat dari umur fosilnya, diperkirakan manusia purba ini adalah manusia tertua di Indonesia. Itulah sebabnya para ahli menamakannya Meganthropus palaeojavanicus.


"Sumber gambar : Sejarah Nasional Indonesia I, Balai Pustaka (1984)
Gambar : Fosil rahang bawah Meganthropus palaeojavanicus.


3.)   Homo sapiens

          Istirahat Homo sapiens berasal dari bahasa Latin. Homo berarti "manusia” dan sapiens berarti “bijaksana” atau “berbudaya”. Jadi Homo sapiens berarti “manusia berbudaya”.
          Fosil manusia purba jenis Homo sapiens memperlihatkan ciri-ciri yang jauh lebih maju daripada Pithecanthropus. Volume otaknya lebih besar daripada volume otak Pithecanthropus. Berdasarkan volume otaknya, dapat kita simpulkan bahwa kemampuan manusia purba jenis ini lebih sempurna daripada Pithecanthropus. Itulah sebabnya, manusia purba tersebut tidak digolongkan sebagai manusia-kera (Pithecanthropus) melainkan sudah sebagai manusia (Homo). Bisa jadi manusia purba inilah yang menjadi salah satu nenek moyang manusia Indonesia modern.
          Fosil manusia purba jenis Homo sapiens inilah yang ditemukan oleh van Rietschoten di Wajak. Karena ditemukan di Wajak, ia menamakan manusia purba itu Homo wajakensis (manusia dari Wajak). Fosil Homo sapiens lainnya ditemukan di Sangiran. Penemunya adalah von Koenigswald dan Weidenreich. Karena ditemukan di sekitar Surakarta, mereka menamakan manusia purba itu Homo soloensis (manusia dari Solo).


"Sumber gambar : Sejarah Nasional Indonesia I, Balai Pustaka (1984)"
Gambar : Fosil tengkorak Homo wajakensis.


C.   Manusia Purba Jenis Lainnya Yang Ditemukan di Luar Indonesia


          Selain di Indonesia, fosil manusia purba juga ditemukan tersebar di beberapa tempat. Contoh manusia purba di luar Indonesia adalah sebagai berikut :

1.)   Australopithecus afrikanus (kera dari Afrika Selatan), ditemukan di Makapansgat, Sterkfontein dan Afrika Selatan. Manusia purba ini adalah manusia purba tertua di dunia yang hidup antara 1-4 juta tahun yang lalu.
2.)   Homo Cro-Magnon (manusia Cro-Magnon), ditemukan di sebuah tempat perlindungan bernama Cro-Magnon di Les Eyzies, Prancis. Manusia purba ini merupakan Homo sapiens termuda karena ciri-cirinya amat mendekati manusia modern.
3.)   Sinanthropus pekinensis (orang Cina Peking), ditemukan di Choukoutien, Peking (sekarang Beijing), RRC (Republik Rakyat Cina). Manusia purba ini termasuk Homo sapiens sehingga disebut juga Homo pekinensis.
4.)   Homo rhodesiensis (manusia Rhodesia), ditemukan di Gua Broken Hill, Rhodesia (sekarang Zimbabwe). Karena termasuk Homo sapiens, manusia purba ini disebut juga Homo afrikanus.
5.)   Homo neanderthalensis (manusia Neanderthal), ditemukan di Lembah Neandher, dekat Dusseldorf, Jerman. Manusia purba ini merupakan Homo sapiens paling tua.


*   Kesimpulannya bahwa :

1.   Sumber informasi manusia purba berupa fosil dan artefak. Berkat sumber itu, kita dapat mengetahui jenis manusia purba yang pernah hidup beserta kehidupannya.
2.   Jenis manusia purba yang pernah hidup di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pithecanthropus erectus, Meganthropus palaeojavanicus, dan Homo sapiens. Manusia purba juga terdapat di luar Indonesia, antara lain di Afrika Selatan, Cina, Jerman, Zimbabwe, dan Perancis.

         Demikianlah pembasahan tentang manusia purba, akan saya bahas kelanjutannya nanti karena masih banyak yang mesti kita ketahui dan pelajari tentang peradaban manusia purba.

Post a Comment for "SEJARAH MANUSIA PURBA DAN JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA"